Luaspenyebaran mangrove terus mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi sekitar 3,24 juta hektar pada tahun 1987, dan tersisa seluas 2,50 juta hektar pada tahun 1993. Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun.
Manfaat mangrove sebagai ekosistem pesisir tidak bisa dibantah oleh siapapun. Selain sebagai penjaga pesisir, mangrove juga menjadi ekosistem bagi ikan dan biota laut lain. Kondisi tersebut menjadikan ekosistem mangrove sangat penting Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, kerusakan ekosistem mangrove semakin tidak bisa dibendung. Ada banyak penyebab yang memicu terjadinya degradasi kawasan mangrove di berbagai provinsi Indonesia Melalui peta mangrove nasional PMN yang sudah diperbarui pada 2021, pengelolaan dan pelestarian ekosistem mangrove secara nasional bisa dilakukan lebih baik lagi. Terutama, bagaimana alih fungsi lahan mangrove bisa ditekan dan sekaligus juga melaksanakan pemanfaatan potensi lahan yang ada Dari hasil analisis data yang sudah dilaksanakan pada 2021, kawasan mangrove bertambah hektare menjadi ha. Juga, ada juga potensi lahan yang memiliki karakteristik untuk menjadi habitat namun belum ada vegetasi mangrove di dalamnya, itu luasnya mencapai ha Pemutakhiran data luasan mangrove secara nasional menjadi fokus yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2013. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun satu peta mangrove yang bisa menjadi salah satu panduan dalam mengelola wilayah pesisir. Kebutuhan akan satu peta mangrove nasional menjadi sangat mendesak, karena ada banyak data yang berbeda antara satu instansi dengan instansi yang lain. Padahal, Indonesia adalah pemilik hutan mangrove terluas di dunia dengan luasan mencapai 3,31 juta hektare. Dengan latar belakang tersebut, satu peta mangrove nasional yang sudah diluncurkan dua pekan lalu di Jakarta, diharapkan bisa mendorong pembangunan pesisir menjadi lebih baik lagi dan terarah. Terlebih, karena mangrove memiliki manfaat yang sangat banyak. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa kehadiran mangrove memang memiliki peran sangat penting bagi kawasan pesisir. Dari aspek fisik, mangrove dinilai mampu mencegah datangnya ancaman gelombang tinggi, abrasi air laut, dan tsunami. “Sementara dari aspek ekologi dan ekonomi, mangrove dapat menyerap dan menyimpan karbon lebih besar dari hutan tropis,” ucap dia saat berada di Taman Wisata Air TWA Muara Angke, Jakarta Utara. Peran yang sangat penting tersebut menjadikan mangrove sebagai salah satu pelindung di kawasan pesisir Nusantara. Keberadaannya dipastikan harus mendapatkan perhatian utuh, termasuk dalam pendataan luasan di seluruh provinsi. Bagi Luhut Binsar Pandjaitan, dengan diluncurkannya satu peta mangrove nasional, diharapkan ke depan bisa menjadi basis data dan informasi dalam melaksanakan pemetaan secara nasional. Khususnya, agar bisa menghasilkan informasi geospasial lebih akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. baca Pesan Presiden Rawat Mangrove buat Jaga Pesisir, Ekonomi Masyarakat sampai Serap Emisi Karbon Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri LHK Siti Nurbaya melakukan penanaman mangrove di Taman Wisata Air TWA Muara Angke, Jakarta Utara. Foto KLHK Dalam melaksanakan proses penyusunan satu peta mangrove nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK berperan sebagai wali data dan bertugas untuk melaksanakan pemutakhiran data mangrove secara nasional. Seluruh data akan menjadi referensi bagi kementerian dan lembaga K/L. Dia bersyukur, proses pemutakhiran data hingga bisa menjadi satu peta mangrove nasional bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Hal itu diharapkan bisa mendorong upaya konservasi mangrove agar bisa terjaga kelestariannya. Harapan tersebut digaungkan, karena Luhut Binsar Pandjaitan melihat hingga saat ini masih saja ada upaya pengalihan pemanfaatan lahan mangrove di kawasan pesisir. Padahal, sesuai dengan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil RZWP3K, seharusnya mangrove menjadi bagian dari sabuk hijau nasional. “Ada yang berganti menjadi kawasan tambak atau perikanan budi daya, itu tidak sedikit masih ditemukan pengalihan,” jelas dia. Agar fungsi alih tersebut tidak terjadi, maka diperlukan upaya penegakan hukum yang kuat dan mendapatkan pengawalan dari publik. Selain itu, diperlukan juga pemeliharaan yang berkesinambungan dan dilaksanakan dengan tujuan konservasi. “Adanya penebangan liar, dinilai akan mengikis habis mangrove yang seharusnya dikonservasi agar lebih bermanfaat bagi masyaraka,” tambah dia. Setelah satu peta mangrove nasional dirilis, maka target rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu ha diharapkan bisa tercapai pada 2024 mendatang. Kehadiran peta akan mendorong upaya rehabilitasi, konservasi, pemeliharaan, dan pengawasan. Demi menjaga kelestarian mangrove secara nasional, perlu dilakukan juga pengelolaan dengan melalui integrasi dengan perencanaan yang baik, dan strategi yang lebih baik lagi. Dari situ, diharapkan tercipta sinkroniasi antara peta mangrove nasional dengan program rehabilitasi mangrove nasional. “Kita Programkan untuk G20 juga,” ujar dia menyebut forum negara G20. baca juga Pekerjaan Rumah Mengelola Mangrove Nusantara Menteri LHK Siti Nurbaya pada kesempatan yang sama mengatakan, program pemutakhiran dan penyusunan peta mangrove nasional sudah dilaksanakan sejak 2013 lalu. Dengan demikian, diperlukan waktu sekitar delapan tahun untuk menyelesaikan Peta Mangrove Nasional PMN pada 2021. Penunjukkan KLHK sebagai wali data atau penanggung jawa dalam penyusunan peta tematik mangrove dilakukan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta pada tingkat ketelitian 1 Dia menjelaskan, dalam melaksanakan penyusunan PMN, KLHK melewati sejumlah tahapan yang komprehensif sebagai bagian dari proses yang berjalan. Termasuk, koordinasi penyusunan petunjuk teknis juknis dan kunci interpretasi. Selain itu, tahapan lainnya adalah penyiapan citra satelit dan peta pendukung, pra-pemrosesan pre-processing, interpretasi citra secara visual digitasi layar, pengendalian mutu tahap 1, penentuan titik sampel untuk cek lapangan, cek lapangan, dan perbaikan hasil interpretasi berdasar cek lapangan. “Kemudian, pengendalian mutu tahap dua, kompilasi, analisis dan tabulasi, penyusunan laporan dan pembuatan layout peta, hingga PMN ditetapkan,” papar dia. Kebijakan Satu Peta Tentang satu peta mangrove yang menjadi bagian dari PMN, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa itu merupakan bagian dari kebijakan satu peta one map policy secara nasional. Sebagai bagian dari program tersebut, KLHK ditugasi untuk membuat satu peta one map untuk mangrove nasional. Penyusunan PMN, diharapkan tidak sekedar sebagai kartografik atau gambar saja. Melainkan, di dalamnya ada unsur politik yang mencakup aturan dasar, aturan main, kebijakan-kebijakan, dan melakukan delineasi atau penarikan garis batas sementara suatu objek atau wilayah menjadi peta. “Artinya ditentukan garis-garisnya, sehingga semua kementerian akan terlibat menjaga dan mengelola mangrove dengan baik,” tutur dia. baca juga Laju Degradasi Hutan Mangrove tak Sebanding dengan Upaya Rehabilitasi Sejumlah nelayan pulang dari melaut dan harus melewati hamparan lumpur di sekitar Pesisir Desa Batu Belubang yang sudah kehilangan mangrovenya. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Dari hasil analisis data yang sudah dilaksanakan, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa sudah banyak perubahan luasan mangrove secara keseluruhan di Indonesia. Selama periode 2013-2018, luas eksisting mangrove mencapai ha. Sementara, dari hasil pemutakhiran PMN 2021, luas mangrove secara nasional sudah berubah menjadi ha. Atau dengan kata lain, saat ini luasan mangrove nasional sudah berubah dengan luas tambahan seluas ha. Menurut dia, kenaikan luas yang signifikan tersebut menunjukkan ada indikasi yang positif dalam upaya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia. Upaya ini dilakukan oleh banyak pihak, baik K/L maupun kelompok masyarakat, terutama masyarakat pesisir secara swadaya. Khusus untuk kegiatan secara swadaya dalam melaksanakan rehabilitasi mangrove, itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga mangrove sudah semakin meningkat. Diyakini kalau saat ini mereka sudah menganggap penting keberadaan tanaman tersebut bagi lingkungan dan ekonomi. Selain luasan tambahan, hasil pemutakhiran PMN 2021 juga menghasilkan data berupa luasan potensi habitat mangrove hingga seluas ha. Luasan tersebut menjelaskan bahwa secara karakteristik saat ini ada lahan yang bisa dijadikan habitat mangrove, namun belum ada vegetasi mangrove. Di luar bertambahnya luasan dan potensi lahan, ada juga luasan mangrove yang berkurang dikarenakan terjadinya beragam kondisi penutupan. Dari hasil identifikasi yang dilakukan melalui pemutakhiran PMN 2021, itu terjadi karena mangrove terkena abrasi, area terkena abrasi, lahan terbuka, tambak, dan tanah yang timbul. Siti Nurbaya mengungkapkan, terjadinya perubahan tutupan mangrove dalam beberapa tahun terakhir, menjadi salah alasan kuat untuk melaksanakan kegiatan pemutakhiran PMN 2021. Kegiatan tersebut sejak awal diharapkan bisa menghasilkan data terbaru tentang keberadaan dan sebaran mangrove. baca juga Apakah Mangrove si Penyerap Karbon Bisa Tergantikan Teknologi? Lebat teduhnya kawasan hutan mangrove Suasana kawasan mangrove di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Diketahui, penyusunan PMN 2021 melibatkan banyak pihak dalam prosesnya. Selain KLHK, ada juga Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove BRGM, Badan Informasi Geospasial BIG, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN. Kelima lembaga Negara tersebut ditunjuk menjadi anggota Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen PDASRH Nomor tentang Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove. Siti Nurbaya berharap, kehadiran PMN 2021 bisa menjadi dasar untuk berbagai kebijakan dan perencanaan yang dibuat dan diterapkan untuk pengelolaan ekosistem mangrove, utamanya berkaitan dengan kondisi mangrove terkini. Setelah PMN 2021 diterbitkan, Pemerintah Indonesia semakin fokus untuk melaksanakan pengelolaan dan pelestarian mangrove. Salah satu upaya tersebut, adalah dengan memanfaatkan teknologi kamera drone untuk pelestarian mangrove dan melakukan uji coba di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pelaksana Tugas Plt Asisten Deputi Pengembangan Produk Kehutanan dan Jasa Lingkungan Kemko Marves Zainuddin mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi kamera drone tanpa awak saat ini masih dalam tahap uji coba. Dia menjelaskan, penggunaan drone difokuskan untuk tenaga tanpa awak yang bisa melaksanakan penyemaian bibit mangrove dalam bentuk bola benih. Untuk membuat bola benih, tenaga manusia masih akan diberdayakan dengan maksimal oleh Pemerintah. Adapun, bibit mangrove yang dijadikan bola benih adalah jenis avicennia, yang tidak lain adalah jenis mangrove yang biasa ditemukan di kawasan pesisir di Indonesia. Di Subang, avicennia memiliki nama lokal yang biasa disebut Api-api. Pohon Avicenna merupakan tumbuhan pionir pada habitat rawa mangrove dan diketahui memiliki beragam manfaat, yakni untuk gelombang dan abrasi, serta menjadi habitat untuk beragam hewan pantai, seperti ikan dan kepiting. Artikel yang diterbitkan oleh
16 Kepedulian warga Negara dalam menjaga keutuhan negara Indonesia dapat dilihat dari pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa a. persatuan b. sehari-hari c. pemerintahan d. warisan nenek moyang - on study-assistant.com
Sosiologi Info - Berikut pembahasan untuk soal Carilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Inilah penjelasan soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok, kurikulum dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP edisi revisi 2016. Dengan penulis naskah oleh Iwan Setiawan, Dedi Suciati, dan A Mushlih. Diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, cetakan ke 3 edisi revisi 2016 sebelum adik adik membaca soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Yuk baca terus !Mari simak dulu mengenai materi materi pembelajaran yang ada pada buku IPS kelas 7 SMP kurikulum 2013 edisi revisi 2016 cetakan ke 3 dibawah Materi Belajar Adik adik perlu ketahui bahwa dalam materi pembelajaran di buku IPS ini terbagi atas empat bab pembahasan. Untuk BAB 1 Manusia, Tempat dan Lingkungan, selanjutnya BAB 2 Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial. Kemudian untuk BAB III Aktivitas Manusia dalam Memenuhi Kebutuhan, serta di BAB IV Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu Buddha dan Islam. Adapun pembagian materi di BAB 1 meliputi bagian A. Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang, bagian B. Letak dan Luas Indonesia. Selanjutnya bagian C. Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia. Kemudian, bagian D. Dinamika Kependudukan Indonesia, bagian E. Kondisi Alam Indonesia, serta bagian F. Perubahan Akibat Interaksi Antarruang. Materi di BAB 2 terdiri atas bagian A. Interaksi Sosial, bagian B. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Lembaga Sosial, dan bagian C. Lembaga Sosial. Selanjutnya, pada BAB III terdiri atas bagian A. Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia, bagian B. Kegiatan Ekonomi, bagian C. Permintaan, Penawaran, Pasar dan D. Peran Iptek dalam Kegiatan Ekonomi, bagian E. Peran Kewirausahaan dalam Membangun Ekonomi bagian F. Hubungan Antara kelangkaan dengan permintaan permintaan untuk kesejahteraan dan persatuan bangsa Indonesia. Kemudian materi terakhir di BAB IV terbagi atas bagian A. Kehidupan manusia pada masa B. Kehidupan masyarakat pada masa Hindu Buddha, dan bagian C. Kehidupan masyarakat pada masa adik pada kesempatan kali ini kita hanya akan membahas materi soal di BAB 1 Manusia, Tempat dan tujuan pembelajaran di dalam BAB I ini meliputi Menjlaskan pengertian konsep ruang, menjelaskan pengertian interaksi contoh interaksi keruangan antarwilayah di Indonesia, menyebutkan contoh interaksi keruangan yang terjadi di kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi antarruang, menunjukkan unsur unsur atau komponen letak Indonesia secara astronomis dan geografis Indonesia, menjelaskan implikasi Indonesia terhadap aspek ekonomi, sosial dan budaya. Menjelaskan implikasi letak Indonesia secara geologis, menjelaskan potensi sumber daya alam di Indonesia, menjelaskan kondisi kependudukan di kondisi alam Indonesia, menjelaskan keragaman flora dan fauna di Indonesia, menjelaskan bentuk bentuk perubahan akibat interaksi beberapa materi materi pembelajaran yang akan adik adik pelajaran di buku IPS kelas 7 edisi revisi 2016 cetakan ke 3 kurikulum 2013. Pada kesempatan kali ini adik adik akan membaca soal dan jawaban bagian uji kompetensi yang ada pada halaman 38. Mari simak dibawah ini soal dan jawabannya. Ini pembahasan untuk Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Berikut soal dan jawabannya, yaitu Aktivitas KelompokCarilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Jawabannya Persebaran untuk Hutan Manggrove > Pesisir Selatan Papua ada 3,7 juta hektar> Pesisir Barat Sumatera ada 417 ribu hektar> Pesisir Pulau Kalimantan ada 165 ribu hektar> Pesisir Pulau Sulawesi ada 53 ribu hektar> Pantai Utara Pulau Jawa ada 34,4 ribu hektar> Bali dan Nusa tenggara ada 3,7 hektarPersebaran Terumbu Karang> Raja Ampat Papua Barat punya 75 persen dari seluruh jenis terumbu karang yang ada di dunia> Taman Nasional Wakatobi> Taman Laut Bunaken dan lainnya. Nah itulah adik adik kunci jawaban dari soal yang ada di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP, pembahasan untuk soal Carilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Itulah Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Semoga bermanfaat ya adik adik !Melansir dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP edisi revisi 2016. Dengan penulis naskah oleh Iwan Setiawan, Dedi Suciati, dan A Mushlih. Diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, cetakan ke 3 edisi revisi 2016 perlu diingat bahwa jawaban diatas tidaklah menjadi kunci jawaban yang tidak mutlak benar 100 adik adik untuk menambah referensi jawaban yang relevan lainnya. Jangan hanya terpaku pada jawaban yang telah disajikan diatas menambah bacaan yang relevan, maka adik adik akan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif lagi.

CarilahInformasi tentang persebaran hutan Mangrove dan Terumbu Karang di Indonesia2.Jelaskan alasan mengapa hutan Mangrove hanya terdapatau beli petasan kecil nggak boleh main petasan sembarangan masih kecil tuh kalau mau main petasan harus sama orang yang lebih tua SMS siapa dong Om gepeng tuh lagi duduk di sana oke Guys membawa apa ini Ini ama aku maunya lintasan kata Larry harus di bawah pengawasan orang tua kan Om gepeng orang tua mah udah membuka Cabut ah pulang tol atuh dalang pelo

Uploaded byAdi Soe 0% found this document useful 0 votes277 views2 pagesDescriptionPersebaran Hutan MangroveCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes277 views2 pagesPersebaran Hutan MangroveUploaded byAdi Soe DescriptionPersebaran Hutan MangroveFull descriptionJump to Page You are on page 1of 2Search inside document You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di indonesia dan mengapa hanya terdapat di sana - 43201308 brain2940 brain2940 3 hari yang lalu IPS Sekolah Dasar terjawab Persebaran hutan mangrove banyak terdapat di Pulau Sumatera. Sebagai pulau yang besar, keberadaan hutan mangrove di Sumatera tidak full yakni hanya

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya15 Oktober 2021 0828Hallo Kak Eva, kakak bantu jawab ya petanyaan dari kamu .. Wilayah Indonesia adalah salah negara yang kaya berbagai jenis hutan mulai dari hutan hujan tropis, hutan musim, hutan mangrove, terumbu karang, dll. Karena wilayah Indonesia yang berada di daerah tropis dan memiliki bentuk wilayah kepulauan dan maritim menjadikan wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi mangrove, dan terumbu karang. Hutan mangrove dan terumbu karang di Indonesia memiliki berbagai fungsi mulai dari fungsi ekologis, fungsi wisata dll. Persebaran hutan mangrove di Indonesia dimulai dari pantai timur Sulawesi, Pantai Utara Jawa, dan Kalimantan dan Papua. Persebaran terumbu karang di Indonesia di mulai dari wilayah Bunaken Sulawesi Utara,Raja Ampat Papua Barat, Derawan Kalimantan Timur, Karimun Jawa Jawa Tengah, Nusa Penida Bali, dan Wakatobi Sulawesi Tenggara. Semoga membantu
Hutanbakau memiliki habitat yang ekstrim sehingga tumbuhan yang hidup di daerah ini harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Secara fisik, vegetasi hutan mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup, seperti bentuk akar dan kelenjar garam pada daun tanaman. Selain itu, juga terdapat adaptasi fisiologis dalam bentuk lain.

Abstrak. Hutan mangrove mampu menyediakan banyak sekali manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Tidak hanya untuk memperindah pesisir, lebih dari itu keberadaannya juga dapat mempengaruhi ekosistem laut di sekitarnya. Oleh karena itu, keberadaannya wajib dijaga secara ekologis dan lingkungan. Pada kesempatan ini akan dijelaskan keterkaitan antara persebaran hutan mangrove terhadap kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder untuk menjelaskan keterkaitan persebaran hutan mangrove dan kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KETERKAITAN PERSEBARAN HUTAN MANGROVE DAN KONDISI EKOSISTEM LAUT DI PESISIR TELUK JAKARTA Mahesa Iqbal - 1906348675 Email  Abstrak. Hutan mangrove mampu menyediakan banyak sekali manfaat bagi lingkungan sekitarnya.Tidak hanya untuk memperindah pesisir, lebih dari itu keberadaannya juga dapat mempengaruhi ekosistem laut di sekitarnya. Oleh karena itu, keberadaannya wajib dijaga secara ekologis dan lingkungan. Pada kesempatan ini akan dijelaskan keterkaitan antara persebaran hutan mangrove terhadap kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder untuk menjelaskan keterkaitan persebaran hutan mangrove dan kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Keyword. Mangrove, Ekosistem laut, Teluk Jakarta, Bakau. 1. PENDAHULUAN Istilah mangrove’ tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Beberapa mengatakan bahwa istilah tersebut kemungkinan merupakan gabungan dari bahasa Portugis dan bahasa Inggris. Bangsa Portugis menyebut salah satu jenis pohon mangrove sebagai mangue’ dan istilah Inggris grove’, bila disatukan akan menjadi mangrove’ atau mangrave’. Dalam bahasa Indonesia mangrove disebut dengan bakau. Sedangkan ekosistem mangrove merupakan sumber daya alam pulih yang tumbuh di sepanjang pantai dan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah yang landai di daerah tropis serta sub tropis FAO, 2007. Persebaran hutan mangrove di daerah sekitar teluk Jakarta hanya berada di beberapa lokasi diantaranya di Muara Angke, Muara Gembong, dan Teluk Naga. Dikutip dari Tempo, pemerintah melalui Pemprov DKI tengah menggencarkan kegiatan penanaman mangrove di sepanjang teluk Jakarta, hal ini bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan di Ibu kota. Andono menjelaskan, penanaman pohon mangrove atau dikenal sebagai pohon bakau dapat membantu kota mendapatkan air dan udara yang bersih. "Hutan mangrove dapat menyerap logam berat berbahaya dan meningkatkan kualitas air menjadi lebih bersih..”. Semakin masifnya pemanfaatan mangrove sebagai solusi dari kerusakan lingkungan di Jakarta menyebabkan semakin banyak orang bertanya terkait fungsi hutan mangrove bagi ekosistem laut. Penilaian kondisi hutan mangrove juga sangat penting untuk perencanaan konservasi dan pengelolaan termasuk penelitian dan pengukuran ekonomi dan valuasi Schmitt & Duke, 2015. Dukungan data dan informasi spasial dengan penginderaan jauh dapat membantu memberikan gambaran wilayah Damayanti, et al., 2017 dan kondisi ekosistem mangrove. Pembahasan secara ekologis, lingkungan, dan keruangan dinilai menjadi jawaban yang tepat untuk menjelaskan pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis asosiasi keruangan dari fenomena persebaran hutan mangrove dan kondisi ekosistem laut di teluk Jakarta. 2. LANDASAN TEORI Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar Ana, 2015. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/litoral, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem ini memang banyak jenisnya yang dapat dilihat dari letak dan jumlah cahaya matahari yang diterima. Jenis-jenis ekosistem air laut diantaranya ekosistem estuari, ekosistem laut dalam, ekosistem pantai batu, ekosistem pantai pasir, dan ekosistem terumbu karang. Spatial association analysisatau analisis asosiasi keruangan adalah sebuah metodologi dari analisis yang bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah ada fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan gejala yang lain. 3. PEMBAHASAN Hutan mangrove merupakan eksosistem utama yang menjadi pendukung kehidupan masyarakat pesisir. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia makanan bagi biota laut, penahan abrasi pantai, penahan gelombang pasang dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, hutan mangrove juga bisa berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pangan penduduk di sekitarnya. Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas pneumatofor. Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan akarnya. Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keanekaragaman species dan daya dukung lingkungan hidupnya. Telah banyak diketahui bahwa pulau, sebagai salah satu habitat komunitas mangrove, bersifat dinamis, artinya dapat berkembang meluas ataupun berubah mengecil bersamaan dengan berjalannya waktu. Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau karena pergeseran lapisan dasar laut. Kondisi Hutan Mangrove di sekitar Teluk Jakarta dan Pengaruhnya terhadap Ekosistem Laut di Pesisir Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta merupakan sebuah ekosistem pesisir yang kompleks dimana didalamnya terdapat ekositem hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun serta estuaria. Kawasan pesisir utara Jakarta merupakan salah satu ekosistem di Teluk Jakarta yang mengalami tekanan lingkungan. Tekanan tersebut salah satunya diakibatkan terdapatnya penumpukan konsentrasi penduduk sebagai dampak dari perkembangan kawasan yang mengalami pertumbuhan berbagai sektor seperti pusat perdagangan, permukiman, pusat pemerintahan, rekreasi, pendidikan, dan lain-lain Agus et al., 2014. Ekosistem Mangrove Angke Kapuk MAK sebagai salah satu ekosistem di pesisir utara Jakarta yang masih tersisa dan memiliki sejumlah jasa ekosistem, saat ini menghadapi potensi ancaman degradasi sehingga sangat penting untuk mengetahui kondisinya. Provinsi DKI Jakarta masih memiliki hutan mangrove meski relatif kecil dibandingkan total luasan wilayahnya. Hutan dan hutan kota Provinsi DKI Jakarta diketahui persentase luasannya hanya sekitar % dibanding jumlah luasan provinsinya Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta 2016. Lebih jelas, luasan mangrove di Ibu Kota hanya berkisar 326 hektare dengan lebar maksimal 300 meter dihitung dari garis pantai ke darat. Jumlahnya perlahan mulai berkurang dari tahun ke tahun, penyebabnya adalah perubahan fungsi lahan dari hutan mangrove menjadi tambak ataupun permukiman. Apabila konversi hutan mangrove tidak dihentikan dan tidak diimbangi dengan kegiatan rehabilitasi, maka dikhawatirkan akan mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir bahkan kepunahan biota laut yang akan merugikan lingkungan serta masyarakat pesisir Teluk Jakarta. Kondisi ekosistem mangrove penting untuk diketahui karena terkait dengan keberlangsungan dan ketersediaan jasa ekosistem. Jasa ekosistem sangat terkait dengan ekosistem dalam memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Elliff & Kikuchi, 2015. Menurut Undang-Undang UU Nomor 27 tahun 2007, dikatakan bahawa wilayah pesisir merupakan daerah peralihan atau pertemuan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat maupun laut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekosistem pesisir merupakan pertemuan antara dua ekosistem yakni darat dan laut dimana ekosistem ini memiliki keanekaragaaman tersendiri dan kekayaan biota-biota di dalamnya. 4. KESIMPULAN Persebaran hutan mangrove di pesisir teluk Jakarta sangat memiliki pengaruh terhadap kondisi ekosistem laut di teluk jakarta. Salah satu pengaruhnya adalah mangrove memiliki fungsi sebagai penyedia makanan bagi biota-biota laut. Apabila terdapat jumlah hutan mangrove yang cukup, maka ekosistem laut dan kehidupan biota-biota laut di tempat tersebut akan baik. Dalam kasus di Teluk Jakarta, beberapa tahun terakhir terdapat penurunan jumlah hutan di pesisir Teluk Jakarta berimplikasi terhadap kualitas ekosistem laut dan kehidupan biota-biota laut di Teluk Jakarta. 5. DAFTAR PUSTAKA [1][BPLHD DKI Jakarta] Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta. 2015. Status lingkungan hidup daerah provinsi daerah khusus ibukota Jakarta tahun 2015. [2]Damayanti, I. R., Wijaya, N. I., & Patwati, E. 2017. Perubahan luas dan kerapatan ekosistem mangrove di pantai Surabaya. Seminar Nasional Kelautan XII “Inovasi Hasil Riset dan Teknologi dalam Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir” Fakutaltas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabaya 20 Juli 2017 pp. 102–108. [3] [4] [5]Analisis Ekonomi Keterkaitan Ekosistem Mangrove dengan Sumber Daya Udang Studi kasus Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu Osmaleli,Tridoyo Kusumastanto,Meti Ekayani [6] [7] [8] EVALUASI KONDISI EKOSISTEM MANGROVE ANGKE KAPUK TELUK JAKARTA DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP JASA EKOSISTEM Achmad Sofian, Cecep Kusmana, Akhmad Fauzi, Omo Rusdian diakses via  ResearchGate has not been able to resolve any citations for this luas dan kerapatan ekosistem mangrove di pantai Surabaya. Seminar Nasional Kelautan XII "Inovasi Hasil Riset dan Teknologi dalam Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir" Fakutaltas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang TuahI R DamayantiN I WijayaE PatwatiDamayanti, I. R., Wijaya, N. I., & Patwati, E. 2017. Perubahan luas dan kerapatan ekosistem mangrove di pantai Surabaya. Seminar Nasional Kelautan XII "Inovasi Hasil Riset dan Teknologi dalam Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir" Fakutaltas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabaya 20 Juli 2017 pp. 102-108.

Persebaranhutan mangrove tidak sedikit ada di Pulau Sumatera. Sebagai pulau yang besar, eksistensi hutan mangrove di Sumatera tidak full yakni melulu di pesisir pantai unsur barat dan timur. Luas dari hutan mangrove yang terdapat di Pulau Sumatera sendiri menjangkau 417.000 hektare.
83% found this document useful 6 votes17K views5 pagesOriginal TitleCarilah Informasi tentang persebaran Hutan Mangrove dan Trumbu Karang di © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?83% found this document useful 6 votes17K views5 pagesCarilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Mangrove Dan Trumbu Karang Di IndonesiaOriginal TitleCarilah Informasi tentang persebaran Hutan Mangrove dan Trumbu Karang di

A Ciri-ciri Hutan Mangrove. Hutan yang pada umumnya terkenal di daerah pesisir pantai ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan jenis hutan lainnya. Berikut adalah beberapa ciri hutan mangrove atau hutan bakau: Mayoritas ditumbuhi tanaman bakau atau bakau dengan ciri akar yang mencuat atau muncul ke permukaan.

Hallo kak Nanda saya bantu jawab yah... Wilayah Indonesia adalah salah negara yang kaya berbagai jenis hutan mulai dari hutan hujan tropis, hutan musim, hutan mangrove, terumbu karang, dll. Karena wilayah Indonesia yang berada di daerah tropis dan memiliki bentuk wilayah kepulauan dan maritim menjadikan wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi mangrove, dan terumbu karang. Hutan mangrove dan terumbu karang di Indonesia memiliki berbagai fungsi mulai dari fungsi ekologis, fungsi wisata dll. Persebaran hutan mangrove di Indonesia dimulai dari pantai timur Sulawesi, Pantai Utara Jawa, dan Kalimantan dan Papua. Persebaran terumbu karang di Indonesia di mulai dari wilayah Bunaken Sulawesi Utara,Raja Ampat Papua Barat, Derawan Kalimantan Timur, Karimun Jawa Jawa Tengah, Nusa Penida Bali, dan Wakatobi Sulawesi Tenggara.
.
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/158
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/330
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/161
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/248
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/98
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/139
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/26
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/272
  • v3cdpw9f7f.pages.dev/375
  • carilah informasi tentang persebaran hutan mangrove